THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 11 April 2010

Jalan Bersama Peduli Autisme


Permasalahan autisme ada, nyata, dan banyak di sekitar kita. Tapi meski begitu masih sangat sedikit orang yang peduli. Sudah saatnya bagi semua lapisan masyarakat peduli terhadap autis.

Jika semakin banyak yang peduli, maka penanganan anak autis juga bisa dideteksi lebih dini dan masyarakat pun tidak perlu gagap menghadapi penderita autis.

Untuk lebih menggugah perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap autisme, Yayasan Autisma Indonesia (YAI) menyelenggarakan kegiatan Jalan Bersama Peduli Autisme yang diikuti oleh lebih dari 2000 partisipan.

Acara ini juga dalam rangka memperingati Hari Peduli Autisme Sedunia tanggal 2 April tahun ini.

Acara jalan santai yang diresmikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Prof.Dr.H.Fasly Djalal, MBA, MSI ini dimulai dari lingkar barat Monumen Nasional (Monas) menuju Bundaran Hotel Indonesia dan garis akhir kembali ke Monas.

"Partisipan yang ikut sekitar 2000 orang yang terdaftar resmi, termasuk anak penyandang autis, orangtua, juga para simpatisan dan relawan," kata Stanley Bratawira, ketua panitia acara Jalan Bersama Peduli Autis, Minggu (11/4/2010).

Acara yang dipandu oleh presenter kondang Farhan yang juga merupakan orangtua dari penyandang autis ini, dimaksudkan untuk lebih membuka mata masyarakat terhadap autisme.

Menurut ketua YAI, Dr Melly Budhiman, SpKJ, dengan acara ini mereka ingin mengajak masyarakat luas untuk selanjutnya lebih banyak lagi mengenali, mempelajari dan menangani autisme sesegera mungkin.

Kenyataan menunjukkan, apabila individu dengan autisme memperoleh perhatian, penanganan, kesempatan serta dukungan positif yang memadai dari keluarga dan masyarakat sekitarnya, maka besar kemungkinan ia akan dapat berkembang lebih optimal. Oleh karena itu, dengan mengenal dan memahami autisme, berarti kita secara langsung atau tidak langsung dapat turut membantu penyandang autisme untuk berkembang menjadi lebih baik.

Dengan peduli autisme, maka warga dapat lebih menerima, menghargai dan memperlakukan individu autis setara dengan individu lainnya. Pandangan dan sikap yang lebih positif terhadap keberadaan autisme dapat menghindari kesalahpahaman yang disebabkan kerena ketidakmengertian dan ketidakpedulian.

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang membutuhkan pemahaman dan perhatian yang serius dari semua pihak, baik orangtua, para ahli dari berbagai disiplin ilmu, pemerintah maupun masyarakat luas, agar penyandang autisme dapat terbantu berkembang secara lebih optimal.

Apabila kepedulian terhadap autisme dari pemerintah dan masyarakat semakin meningkat, maka akan dapat tersedia lebih banyak kesempatan pendidikan bagi individu autis yang biayanya lebih terjangkau dan juga kualitasnya semakin membaik.

"Kita peduli dengan autisme bukan semata-mata karena merasa kasihan dengan para penyandang autisme, tapi lebih dari itu karena sebagai makhluk sosial, bersama-sama dengan masyarakat di seluruh dunia yang berpikiran maju, kita ingin menghargai dan memiliki sikap yang positif terhadap keberadaan orang lain yang berbeda. ini adalah kecenderungan dari peradaban yang lebih baik dan maju," ujar Dr Melly.

Bagi individu autis, harapan mereka sangatlah sederhana. "Kenali keadaanku dan terima aku apa adanya. Hargai aku seperti anak pada umumnya dan beri aku kesempatan untuk berkembang. Bantu dan upayakan agar aku berkembang lebih optimal".

Sumber : www.detik.com

0 komentar: